2. Strategi

Strategy generally involves setting goals, determining actions to achieve the **goals*, and mobilizing resources to execute the actions. A strategy describes how the ends (goals) will be achieved by the means (resources).*” (NOTE: https://en.wikipedia.org/wiki/Strategy)

Untuk menghadapi berbagai tantangan dan melaksanakan apa yang diprioritaskan, perlu dibentuk sebuah kekuatan. Dalam hal ini, kami telah menyusun perencanaan pelaksanaan strategi yakni jangka pendek, menengah dan panjang, yang dapat diterapkan oleh individu, kelompok, lembaga di tingkat nasional (atau lebih tinggi).

Kami menyadari, dikarenakan adanya perbedaan pemain, pemegang kekuasaan dan cara pandang serta praktik mereka, maka strategi ini bukanlah sebuah dokumen konsensus. Berbagai perbedaan perspektif masih menjadi perdebatan. Pada akhirnya, keberhasilan strategi ini dapat terwujud jika setiap individu dan kelompok dapat melaksanakan tiap-tiap bagian strategi hingga kemudian menjadi budaya dan selanjutnya pelan-pelan berubah menuju ‘negara terbuka’. Faktanya, perkembangan pengetahuan terbuka benar-benar menurun dalam 2-3 dekade terakhir, di mana salah satu faktornya adalah kurangnya pemikiran strategis dan juga penerapannya.

We also note that this strategy can only be based on information which we as a collective have, and it remains highly likely that there are many initiatives, policies and programs that we have inadvertently missed. As such, it is probable that there are strategies that we have missed or not even considered. Nonetheless, we have attempted to justify our strategy where possible using evidence and reasoning, the discussion of which can be found below the strategy in [Section 5](#heading=h.uebc1dr881dp).

2.1 Strategi Jangka Pendek (>2 tahun)

Tingkat Individu

  • Miliki pola pikir tumbuh serta sadari dan libatkan diri secara aktif dalam ilmu pengetahuan. Dengan pola pikir ini, ilmu pengetahuan tidak diandaikan sebagai barang jadi (being) dan untuk dipamerkan (karena kebenarannya selalu tentatif), melainkan hal yang terus “menjadi” (becoming) dan meminta partisipasi aktif siapapun untuk mengasahnya.

  • Menyarankan lembaga pendanaan, pemerintah dan lembaga penelitian untuk menyetujui kebijakan praktik pengetahuan terbuka selain akses terbuka (Open Access) dan berbagi data (data sharing); contohnya, penelaahan terbuka (open peer review), penggunaan identitas tetap, evaluasi terbuka, dan pra cetak.

  • Buat kontribusi yang terbuka untuk publik (contoh, CV, platform terbuka, atau situs pribadi).

    • Buat ini dalam mengembangkan cerita praktik terbaik Pengetahuan Terbuka.
  • Menggunakan berbagai pendekatan penelitian ilmiah terbuka dan praktik pendidikan terbuka dengan skala yang lebih luas. Lihat [FOSTER Open Science taxonomy](https://www.fosteropenscience.eu/resources) sebagai pedoman.

  • Menggunakan sumber terbuka dan perangkat lunak gratis untuk melaksanakan penelitian dan analisa sehingga proses komputerisasi dapat diperiksa oleh masyarakat dan juga agar sarana yang digunakan tersedia untuk semua orang sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Perbedaan antara terbuka dan gratis, dapat melihat [OpenSource.com](https://opensource.com/article/17/11/open-source-or-free-software).

  • Berkomitmen terhadap berbagai praktik pengetahuan terbuka, seperti membagikan data dan materi penelitian tanpa biaya, format berlisensi terbuka sehingga metode dan hasil penelitian dapat diuji dan dikembangkan oleh siapapun.

  • Berkomitmen dalam berbagi pracetak dalam menyebarkan karya secara terbuka dan cepat.

  • Menyusun dan mengembangkan praktik penggunaan ulang dalam membantu menciptakan budaya pengetahuan terbuka, dengan, antara lain:

    • Mencari data yang ada sehingga kamu dapat menngunakan ulang selain menciptakan data kamu sendiri;
    • Meninggalkan ** komentar / anotasi konstruktif ** pada pracetak / kode dll. Dengan alat terbuka seperti [hypothes.is] (https://web.hypothes.is/);
  • Membentuk struktur pendukung (seperti, openLab, walk-in labs) yang membimbing tentang pengetahuan terbuka, misalnya cara publikasi, belajar dan meneliti secara terbuka dan sarana/alat apa yang tersedia.

![image alt text](image_0.png)

Kramer, Bianca, & Bosman, Jeroen. (2018, January). Rainbow of open science practices. Zenodo. [http://doi.org/10.5281/zenodo.1147025](http://doi.org/10.5281/zenodo.1147025)

![image alt text](image_1.png)

Steiner, Tobias. Open Educational Practice (OEP): collection of scenarios. (2018, February). Zenodo. [https://zenodo.org/record/1183806](https://zenodo.org/record/1183806)

  • Membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan (e.g., openLabs, walk-in labs and support structures, makerspaces in the wider sense) yang dapat membantu membimbing tentang Pengetahuan Terbuka. Hal ini mencakup pertanyaan tentang bagaimana menerbitkan, mengajar, dan meneliti secara terbuka, dan alat apa yang dapat digunakan untuk ini (lihat gambar 1 dan 2, dan bagian Tingkat Kelompok).

![Figure_1: Rainbow of open science practices](images/image_0.png)

[Kramer, Bianca, & Bosman, Jeroen (2018, January). Rainbow of open science practices. Zenodo](https://doi.org/10.5281/zenodo.1147024). (CCBY)

![Figure_2: Open Educational Practice (OEP): collection of scenarios](images/image_1.png)

[Steiner, Tobias (2018, February). Open Educational Practice (OEP): collection of scenarios. Zenodo](https://zenodo.org/record/1183805). (CC0)

  • Membina hubungan yang lebih baik dengan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam pengembangan Pengetahuan Terbuka (misalnya, pustakawan, pembuat kebijakan, penerbit, dan penyedia layanan lainnya, pendukung Akses Terbuka, dan mereka yang aktif mengajar, ditambah TIK dan posisi dukungan lainnya untuk ilmu pengetahuan & pendidikan).

  • Berkolaborasi dengan peneliti yang mempraktikkan pengetahuan terbuka, mulai dari pengembangan perangkat lunak sumber terbuka dan alat untuk menerbitkan penelitian pra cetak dan berbagi pengalaman tentang pendidikan terbuka.

  • Mendorong penerapan ‘pola pikir terbuka’ yang menekankan pentingnya proses penelitian terhadap hasilnya.

  • Tanda tangani Deklarasi San Francisco Declaration on Research Assessment (DORA) (NOTE: DORA.) sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan penilaian penelitian.

  • Untuk pendidikan, tandatangani [Cape Town Open Education Declaration](http://www.capetowndeclaration.org/sign-the-declaration) dalam menunjukkan komitmen terhadap tiga strategi deklarasi sebagai bagian dari pengajaran, pembelajaran dan/atau kehidupan kerja.
  • Menolak menandatangani perjanjian penyerahan hak cipta, kecuali jika kamu diizinkan menyimpan hak cipta karya kamu di bawah [Creative Commons](https://creativecommons.org/licenses).

Tingkat Kelompok (laboratorium, departemen)

  • Mendirikan pusat-pusat pengetahuan terbuka (tempat atau kelompok untuk berdiskusi) dan menghubungkannya untuk pengembangan komunitas.
    • Jika lokal belum ada, dirikan (contohnya, menggunakan platform [Meetup](https://www.meetup.com/)).
    • Gunakan komunitas nasional/intersional ini untuk mendukung pembelajaran tingkat bawah dan berbagi pilmu pengetahuan tentang praktik Pengetahuan Terbuka, khususnya pada budaya yang beragam.
    • Mulailah diskusi tentang perjanjian ilmu terbuka secara implisit atau eksplisit atau kode dalam membimbing departemen, laboratorium atau kelompok penelitian. Hal ini dapat dilandaskan pada yang sudah ada, seperti [Contributor Covenant](https://www.contributor-covenant.org/).
  • Menetapkan pakar hak cipta yang dapat membantu terkait hal-hal hak cipta dan penggunaan lisensi Creative Commons.
  • Mengamati praktik terbaik untuk mengetahui apa sebenarnya pengetahuan terbuka dan bagaimana dampak postifnya.
  • Melibatkan departemen komunikasi dan pejabat penilai penelitian. Aturlah diskusi untuk memberi tahu mereka tentang sains dan pengetahuan terbuka, dan peka terhadap fakta bahwa itu mungkin menyiratkan bahwa mereka mengubah seluruh pandangan mereka tentang apa yang penting dalam ilmu pengetahuan dan apa peran mereka terhadapnya.
  • Mengadopsi praktik terbaik pengetahuan terbuka, termasuk data bersama sebagai hasil penelitian dan mengatasi bias publikasi dan “praktik penelitian yang diragukan” dengan alur kerja yang mengurangi hal tersebut.
  • Mendorong pembuat keputusan pada jurnal ilmiah, penerbit, pendana, dan pendidikan tinggi serta lembaga penelitian untuk mengakui dan menghargai pengetahuan terbuka, khususnya yang menyangkut kebijakan evaluasi penelitian.
  • Mempengaruhi penyedia layanan peringkat universitas (Times Higher Education) agar memasukkan unsur-unsur keterbukaan dalam indikator mereka.
  • Memprakarsai diskusi tentang standar dan praktik terbaik tentang prinsip-prinsip publikasi data (contohnya [FAIR principles](https://www.go-fair.org/fair-principles/)).
  • Meningkatkan keterlibatan badan penasehat fakultas, peneliti, mahasiswa, dan pustakawan mengenai praktik dan prinsip Pengetahuan Terbuka (lihat gambar. 1 dan 2).

Tingkat Kelembagaan (termasuk badan penelitian dan pendanaan)

  • Perpustakaan penelitian sebaiknya mengumpulkan informasi secara meneyeluruh tentang literatur penelitian. Informasi itu dapat digunakan untuk membantu negosiasi, memutuskan hubungan dengan penerbit mahal, dan membatalkan berlangganan dengan memberikan bukti ke dalam layanan lintas sektoral, yang berisi:

    • Di mana peneliti dapat menerbitkan;
    • Siapa dewan editor dan penelaah sejawat;
    • Berapa biaya untuk berlangganan penerbitan;
    • Berapa biaya pemrosesan artikel untuk akses terbuka; dan
    • Artikel mana yang sedang diunduh dan dikutip.
  • Petakan dan koordinasikan jika berlangganan yang masih ada dan perizinan ‘besar’ akan mengakhirinya terhadap lembaga, dan biarkan itu terjadi. Where cancellations or terminations occur, ensure that there is adequate post-subscription access using existing legal mechanisms (e.g., Inter-Library Loan). Explore routes for reinvesting money saved for library budgets.

  • Membeli kembali dokumen-dokumen penting dan masukkan ke dalam badan karya ilmiah serta tingkatkan juga pengarsipan dokumen-dokumen penting tersebut.

  • Membantu memberitahu lebih kepada peneliti tentang Help alat [Author Alliance termination of transfer](https://www.authorsalliance.org/resources/termination-of-transfer/) yang dapat membantu mereka terkait hak cipta sebagai penulis.

  • Pendana penelitian dapat menentukan apa-apa saja yang menjadi standar publikasi yang dapat diterima. Sehingga nantinya, mereka memiliki andil kekuatan untuk menentukan penerbitan apakah di jurnal berbayar atau di jurnal dengan akses terbuka, atau pada melarang bergabung dengan jurnal seperti Emerald, The Royal Society.

  • Menolak terlibat dengan penerbit mahal [double dip](http://www.rluk.ac.uk/about-us/blog/the-costs-of-double-dipping/), dan meminta transfaransi data di mana hal-hal seperti ini mungkin terjadi (sebagai contoh lihat [Buranyi, 2017](https://www.theguardian.com/science/2017/jun/27/profitable-business-scientific-publishing-bad-for-science)).

  • Menolak terlibat dengan penerbit yang tidak transparan tentang harga baik itu berlangganan atau Akses terbuka. Termasuk juga penerbit yang bersikeras menggunakan perjanjian rahasia sebagai bagian dari persyaratan kontrak lisensi.

  • Melibatkan penerbit yang lebih transparan soal aspek keuangan penerbitan mereka, sama seperti [Ubiquity Press](https://www.ubiquitypress.com/site/publish/).

  • Mendesak penerbit membuat semua catatan bibliografi, metrik penggunaan, dan data kutipan tersedia secara gratis dan dapat diakses baik dalam format yang dapat dibaca manusia dan mesin.

  • Mengembangkan kebijakan penyimpanan hak cipta penelitian ilmiah di lembaga penelitian yang merupakan kekurangan mereka saat ini.

  • Mengadopsi pedoman aturan kontributor (CRediT - Contributor Rules Taxonomy) (catatan: CASRAI CRediT scheme.) untuk membantu mengidentifikasi kontribusi penulis lebih jelas.

  • Menolak terlibat dengan penertbit yang membatasi pracetak, Akses Terbuka dan kebijakan hak cipta.

  • Mendorong penginisiasian penerbit terhadap kutipan terbuka (NOTE: Initiative for Open Citations.) (I4OC) dalam hubungannya dengan standar keterbukaan yang lebih luas.

  • Bagi lembaga penelitian yang saat ini kesulitan, baik mengadakan dan memelihara tempat penyimpanan akses terbuka atau mengetahui sumber yang sudah ada untuk digunakan dan mengadopsi kebijakan akses terbuka [Open Access policy](https://cyber.harvard.edu/hoap/Good_practices_for_university_open-access_policies). Buatlah agar mudah ditemukan dan dapat diakses di situs web lembaga dan pengindeks yang relevan.

  • Mempromosikan dan mengkompensasi waktu dan usaha untuk pelatihan pengetahuan terbuka, termasuk sumber terbuka, akses terbuka, dan pendidikan terbuka.

  • Mengaktifkan struktur dukungan lokal seperti openlabs dan publikasi terbuka serta pembelajaran penelitian, bimbingan dan saran.

  • Melibatkan kelompok penelitian untuk mengembangkan dan mengiklankan insentif untuk yang membagikan pracetak, data terbuka, analisis penggandaan dan perekrutan akses terbuka, promosi dan jabatan. Tetapkan cara baru untuk menggambarkan kontribusi penelitian.

  • Mendorong dan mengadopsi prinsip-prinsip penilaian penelitian yang lebih adil seperti yang diuraikan dalam DORA. Pastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas penilaian penelitian, termasuk pengangkatan, penguasaan, dan komisi pemberian hibah mematuhi ini.

  • Mencari pengganti perangkat lunak berpemilik dengan alternatif sumber terbuka.

  • Mewajibkan peneliti untuk bekerja dengan standar terbuka dan format file (baik secara eksklusif atau di samping standar dan format file eksklusif).

Tingkat Nasional (atau lebih tinggi)

  • Menciptakan kolaborasi perpustakaan baru atau mendukung/bergabung dengan yang sudah ada (contohnya, [International Coalition of Library Consortia](http://icolc.net/)) untuk bekerja sama dalam pengembangan infrastruktur (contohnya, [LIBER](http://libereurope.eu/), [EIFL](http://www.eifl.net/), [ARL](http://www.arl.org/), [SPARC](https://sparcopen.org/)).

  • Bergabung dengan Koalisi Keberlanjutan Global untuk Layanan Ilmu Pengetahuan Terbuka [(SCOSS)](http://scoss.org/), dan periksa koalisi tersebut dengan [Open Research Funders Group](http://www.orfg.org).

    • Konsorsium seperti yang ada di Jerman [Projekt DEAL](https://www.projekt-deal.de/) dapat dijadikan sebagai contoh terhadap langkah-langkah awal pada tingkat nasional. Mendapat dukungan dari SPARC untuk berbagai perkembangan juga sangat berguna.
  • Membina dukungan fakultas dan pendana untuk Akses Terbuka dan inisiatif lainnya (contohnya, peninjauan sejawat (peer review)) yang dipisahkan dari jurnal. Menyetujui struktur kepemimpinan untuk infrastruktur ilmiah dunia (contohnya, [W3C](https://www.w3.org/)).

  • Menciptakan standar akademis dalam menerapkan platform alternatif penerbitan ilmiah (berlangganan tanta biaya, mengembangkan penyimpanan yang sudah ada).

  • Mendukung kolaborasi seperti [Metadata 2020] (http://www.metadata2020.org/), [NISO](http://www.niso.org/)/[NIST](https://www.nist.gov/), dan [eLife](https://elifesciences.org/), untuk membantu menghubungkan antara sistem dan kelompok.

  • Mengambil tindakan dalam melawan privatisasi karya ilmiah dan prosesnya guna untuk mengubah industri penerbitan agar adil dalam hal hak cipta, persaingan pasar dan dimiliki oleh komunitas ilmiah.

  • Menciptakan analisis kebijakan biaya untuk pengetahuan terbuka (contohnya, harga yang pantas dalam menerbitkan makalah) yang digunakan sebagai dasar untuk alasan biaya pajak tiap tahun.

  • Menerapkan teknologi penyortiran, penyaringan dan pencarian yang tersedia untuk hasil-hasil penelitian.

  • Mengizinkan akses terhadap naskah dan data.

  • Pendana penelitian dan perpustakaan sangat berperan penting, terutama dalam hal pengembangan atau pendanaan infrastruktur ilmiah. Sederhananya, menyalurkan dana lebih untuk sistem yang sudah ada, dengan Simply channeling more money into the existing system, dinamika insentif dan kekuasaan yang buruk jelas tidak lagi bagus untuk penelitian.

  • Mengembangkan peta nasional dan regional yang berkelanjutan untuk Pengetahuan Terbuka.

  • Mendorong pemberi dana penelitian untuk memvariasikan portofolio hasil penelitian.

    • Pengadopsian pracetak dan kebijakan akses terbuka yang lebih luas sama seperti NIH dan Wellcome Trust.
  • Mendorong pemberi dana penelitian untuk mempromosikan Pengetahuan Terbuka.

    • Studi penentu dana yang menggunakan teori perubahan perilaku dalam memetakan faktor penentu dalam praktik Pengetahuan Terbuka yang berbeda (misalnya, mengapa beberapa peneliti secara rutin mempublikasikan pracetak sementara yang lain tidak? Apakah argumen para peneliti yang menentang pembagian data menjadi alasan mengapa yang lain yang tidak membagikan data, bukan?).
    • Studi pendanaan menggunakan teori pemangku kepentingan untuk mengeksplorasi cara-cara dalam mencapai kebijakan Pengetahuan Terbuka yang lebih baik pada lembaga penelitian dan pendidikan.
  • Mengurangi biaya pemrosesan artikel (article-processing charges - APCs) untuk akses terbuka.

  • Mengurangi biaya pemrosesan artikel (APCs) dan buku (BPCs) untuk mencocokkan pasaran rata-rata jurnal Akses Terbuka.
    • Pasar penerbitan ilmiah mungkin memerlukan penyelidikan tingkat pemerintah secara rinci untuk menstabilkan ini.
  • Menggunakan [ORCID](https://orcid.org/) untuk mengidentifikasi seluruh peneliti.

  • Jika berlangganan belum berakhir, buat perjanjian ganti rugi untuk mengurangi double-dipping.

  • Where offsetting deals are in place, these can be streamlined and standardised across sectors to reduce administrative burden.

  • Untuk penerbit akademis bisa terlibat dengan [UK Scholarly Communications License](http://ukscl.ac.uk/)) yang dapat mengetahui lebih tentang hak cipta penulis. Hal ini mampu mengurangi waktu yang dihabiskan untuk pemrosesan, biaya yang dikeluarkan untuk pemrosesan artikel, dan untuk peneliti di Inggris, bantu mereka untuk mematuhi kebijakan akses terbuka [UKRI Open Access policy](https://www.ukri.org/funding/information-for-award-holders/open-access/open-access-policy/).

    • untuk yang di luar Inggris untuk mempertimbangkan UK SCL (atau yang lain) selain strategi pendanaan regional lain.
  • Pengadopsian kebijakan bebas biaya untuk para peneliti dari negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah.

  • Untuk mengubah sebagian besar jurnal ilmiah (https://nrs.harvard.edu/urn-3:HUL.InstRepos:27803834) dari berlangganan ke penerbitan akses terbuka (OA) sesuai dengan preferensi publikasi khusus komunitas.

  • Untuk mengundang semua pihak yang berkepentingan (https://doi.org/10.3233/ISU-170839) termasuk universitas, lembaga penelitian, pendana. perpustakaan dan penerbit dalam berkolaborasi terhadap transisi praktik terbuka untuk kepentingan pengetahuan dan msyarakat luas.

  • Menciptakan praktik terbuka yang bagus tentang pengetahuan terbuka nasional/ situs ilmu terbuka bersamaan dengan informasi dan sumber.

  • Mendorong formalisasi Kursus Pelatihan Ilmu Pengetahuan Terbuka, seperti yang ditawarkan oleh [FOSTER](https://www.fosteropenscience.eu/toolkit), program pelatihan kampus (dan yang lebih tinggi).

  • Mengadopsi prinsip penilaian penelitian yang lebih adil seperti yang diuraikan di DORA. Pastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas penilaian penelitian, termasuk pengangkatan, penguasaan, dan komisi pemberian hibah mematuhi ini.

2.2 Strategi Jangka Menengah (2 - 5 tahun)

Harapan pada poin ini adalah bagian-bagian khusus pada strategi jangka menengah ini akan diinisiasi, berdasarkan kebutuhan kelompok baik yang ada sekarang atau yang masih dalam perkembangan. Ini adalah proses yang sedang berlangsung, dan mungkin akan tumpang tindih di sini. Namun, Semua bagian yang ada di strategi jangka pendek masih relevan pada bagian ini, tergantung pada langkah yang ditempuh.

Tingkat Individu

  • Lanjutkan melatih para peneliti baru tentang praktik pengetahuan terbuka.

    • Di daerah yang mungkin kurang, bangun strategi jaringan komunitas untuk meningkatkan usaha pengadvokasian.
  • Pastikan bahwa semua proses dan hasil penelitian Anda, termasuk yang lalu, secara terbuka berlisensi dan bisa digunakan ulang.

  • Mengembangkan alur kerja praktek-praktek pengetahuan terbuka untuk membuktikan keefektivannya dibandingkan yang sistem tradisional yang lebih tertutup.

  • Terus berinovasi pada proses penelitian baru dan alur kerja layanan, sarana dan teknologi tersedia.

  • Gunakan teknologi web semantik untuk menyebarkan hasil penelitian yang sudah ada dan yang akan datang; termasuk menandai (tagging) (lihat pendekatan seperti [OATP](https://tagteam.harvard.edu/hubs/oatp/items) dan artikel ilmiah Openness and Education [DeVries, Rolfe, Jordan and Weller, 2017](http://www.katyjordan.com/go_gn/network/)),atau anotasi.

  • Lanjutkan aspek-aspek yang ada di strategi jangka pendek.(Bagian 2.1).

Tingkat Kelompok

  • Menciptakan mekanisme komprehensif yang membolehkan proses penelitian terbuka kepada publik (no more piggybacking, no more “human processing units”, etc.).
  • Mengembangkan alur kerja Pengetahuan Terbuka untuk semua anggota kelompok dalam meningkatkan pengembangan infrastruktur dan alat yang lebih baik.
  • Pastikan anggota kelompok dilatih keterampilan yang relevan, termasuk perjanjian publik, kebijakan pengembangan, analisis data, pengembangan web, citizen science dan komunikasi ilmiah.
  • Menunjukkan perkembangan dan cerita sukses tentang praktik Pengetahuan terbuka.
  • Lanjutkan membangun dan memberdayakan komunitas Pengetahuan Terbuka lokal, termasuk peneliti baru dan mahasiswa.
  • Lanjutkan aspek-aspek yang ada di strategi jangka pendek.(Bagian 2.1)

Tingkat Lembaga

  • Mengimplementasikan pengajuan naskah secara otomatis/dengan “sekali klik” (single click) untuk penyimpanan terbuka di bawah lisensi terbuka.

    • Implement opt-out automatization of data deposition under default open licenses.
    • Implement opt-out automatization of code accessibility and version control under default open licenses.
  • Konversikan dana yang tersimpan saat ini untuk langganan jurnal tertutup menjadi dana yang mendukung model bisnis Akses Terbuka yang berkelanjutan, infrastruktur ilmiah, dan layanan dukungan terkait lainnya.

  • Mengembangkan dan mengajarkan berbagai praktik pengetahuan terbuka (contohnya, seminar/loka karya untuk mahasiswa).

  • Lanjutkan bekerja sama dengan lembaga penelitian untuk berbagi sumber, infrastruktur, dan layanan agar lebih berkelanjutan.

  • Mengajak pendana penelitian untuk memberikan amanat eksplisit dan memaksa terkait Pengetahuan Terbuka, pastikan tidak ada pelanggaran kebebasan akademik.

  • Lanjutkan bekerjasama dengan penerbit dan perusahaan lain yang terus membuka layanan, alat dan kebijakan.

  • Berkomitmen berbagi data tingkat lembaga secara terbuka dan metrik aktivitas, catatan dan perilaku penelitian.

  • Lanjutkan memastikan bahwa kebijakan penilaian penelitian berdasarkan informasi, ketat, dan ditaati di semua tingkatan.

  • Mengembangkan dan mengajarkan berbagai praktik pengetahuan terbuka (contohnya, seminar/loka karya untuk mahasiswa).

Nasional Tingkat

  • Mulai menerapkan teknologi semantik di semua hasil penelitian, termasuk untuk tujuan naskah dan data yang terbuka.

  • Memformulasi rekomendasi karir metrik untuk mendukung penerbitan data terbuka, perangkat lunak sumber terbuka dan dukungan penelitian.

  • Memformulasikan rekomendasi karir metrik untuk menilai usaha kandidat terhadap pembelajaran dan pengajaran pendidikan terbuka.

    • Pastikan kebijakan penilaian penelitian lebih adil, ketat, didukung, dan diawasi.
  • For any remaining hybrid journals that attain a higher proportion of open access over subscription articles, encourage them to ‘flip’ them to pure open access with an APC that reflects the running costs of the journal.

    • For remaining hybrid journals that have not attained this level, refuse to support publication of OA articles in those venues.
  • Tingkatkan dana untuk minoritas yang kurang terwakili

  • Mendanai penelitian yang relevan untuk terlibat dalam Pengetahuan Terbuka.

  • Mendanai intervensi dalam menargetkan individu dan institusi untuk mengadopsi praktek dan kebijakan Pengetahuan Terbuka.

  • Mengajak kerjasama antara konsorsium perpustakaan (contoh, LIBER, EIFL) dengan konsorsium nasional, dan persatuan pendidikan yang lebih tinggi untuk menguatkan koalisi peneliti. Tambahkan kolaborasi ilmiah ini (mis., ELife, NISO) untuk lebih mengembangkan hubungan dan kolaborasi di seluruh sektor komunikasi ilmiah.

  • Memulai penerapan infrastruktur ilmiah di tingkat nasional atau internasional, dengan para pemegang kepentingan menyetujui standar, peta, dan struktur kepemimpinan terbuka. Pastikan hal ini didukung dengan pendanaan berkelanjutan.

  • Menerbitkan hasil penelitian atau investigasi ke penerbitan ilmiah nasional.

2.3 Strategi Jangka Panjang (5 -10 tahun)

The expectation at this point is that specific parts of the short- and mid-term strategies will have been initiated, based on the needs of respective groups, and are either in place or in development. Often, these are ongoing processes, and therefore might overlap with the long-term strategy, and are not worth repeating here. However, all of the items mentioned in the [short-term strategy](#Short) and [mid-term strategy](#Middle) are still relevant at this stage, depending on the pace of development.

Tingkat Individu

  • Mendukung pelatihan peneliti muda dalam penggunaan sarana dan prasarana penelitian ilmiah yang baru.
  • Mengajarkan mahasiswa laboratorium terbuka, kontrol versi, analisis berkelanjutan, dan aspek lain dari proses pengetahuan Terbuka dalam mata kuliah pengantar penelitian.
  • Mengembangkan materi pelatihan untuk pengembangan pengetahuan terbuka lanjutan.
  • Lanjutkan berhubungan dengan komunitas Pengetahuan Terbuka untuk mendorong peningkatan keterlibatan dan kolaborasi lintas disiplin.
  • Melanjutkan aspek-aspek yang ada di strategi jangka menengah.

Tingkat Kelompok

  • Melanjutkan pengembangan dan eksperimen alur kerja Pengetahuan Terbuka yang muncul dan berkembang dan mengintegrasikannya dengan elemen-elemen infrastruktur ilmiah yang baru didirikan.
  • Menyampaikan keuntungan atau dampak alur kerja pengetahuan terbuka ke kelompok lain.
  • Melanjutkan aspek-aspek yang ada di strategi jangka menengah.

Tingkat Lembaga

  • Membentuk pendanaan permanen yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak terbuka, biaya pemrosesan artikel, server pra cetak dan biaya lain terkait pengetahuan terbuka.
  • Memberikan insentif dan mandat agar seluruh hasil penelitian diterbitkan di platform atau jurnal akses terbuka.
  • Memberikan insentif kepada mahasiswa untuk mempraktikkan keterbukaan di penelitian mereka.
  • Lanjutkan mengembangkan aspek-aspek strategi di jangaka pendek dan menengah.

Tingkat Nasional (atau lebih tinggi)

  • Mengembangkan solusi inovatif yang belum ada saat ini.
  • Mewajibkan penelitian yang didanai pemerintah diterbitkan di platform atau jurnal akses terbuka atau repositori terbuka lainnya. Terapkan konsekuensi bagi mereka yang tidak mematuhi mandat tersebut.
  • Menghilangkan tekanan publikasi dan fokus pada hasil dan proses penelitian yang lebih beragam untuk evaluasi dan kriteria penilaian.
  • Membantu peneliti mengontrol proses penelitian dan evaluasi berdasarkan apa yang percayai untuk kemajuan ilmiah.